Era 90-an pemerintah Indonesia melegalkan SDSB atau judi nomor. Hal ini mendorong masyarakat untuk terobsesi mendapatkan uang secara instan. Tidak hanya di kota, SDSB atau judi nomor juga telah memengaruhi desa. Sebut saja Wakirin, pemuda yang tinggal di Dusun Baya Mangap, sekitar Desa Balapurang, Kabupaten Tegal. Wakirin ini terobsesi SDSB tapi tidak pernah dapat.
Melihat hal tersebut, kawan Wakirin menyarankan Wakirin untuk mencari wangsit nomor SDSB di kuburan angker. Dan melihat nomor yang akan keluar di kening pocongan. Sebetulnya, Wakirin ragu-ragu dengan saran kawannya tersebut. Tapi, gayung disambut. Wakirin yang sudah frustasi dan terobsesi dengan nomor-nomor yang tidak kunjung keluar, hilang "waras"-nya, dan memutuskan untuk mengikuti saran kawannya itu. Lagipula, kawan Wakirin ini sering keluar nomor yang dibelinya. Begitulah, pemikiran sederhana Wakirin.
Selang beberapa waktu, Wakirin diajari berbagai mantra dan ritual. Setelah semua di luar kepala alias dihapal Wakirin, barulah pemuda itu praktik lapangan.
Di satu malam jum'at yang dingin dan gelap, berangkatlah Wakirin ke kuburan angker. Sendirian. Dia sengaja jalan sebelum jam 12 kurang, supaya sampai di kuburan pas jam 12 malam.
Obsesi seseorang memang mengalahkan rasa takutnya. Tanpa basa-basi, Wakirin memberanikan diri masuk ke areal kuburan. Suasana kuburan begitu sunyi. Apalagi, kuburan yang dibuat ritual nyari nomor oleh Wakirin terletak di dekat hutan.
Wakirin berdiri sendirian di kuburan dengan posisi tangan siap memapah. Saat itulah, Wakirin mulai merapal mantra. Untuk beberapa saat memang tidak terjadi apa-apa. Tapi, ketika mantra selesai dirapal, mulai terasa angin berhembus. Awalnya, pelan, lama-lama semakin kencang. Daun kamboja yang berserakan di tanah beterbangan ke sana ke mari. Tiba-tiba ada sesuatu benda jatuh dari atas tepat di kedua tangan Wakirin.
Wakirin terkejutlah...
Dia berusaha menangkap dan menahan benda tersebut. Benda yang ditangkap Wakirin terasa seperti daging dibungkus kain berbobot beraaaat sekali. Saat itu, Wakirin menutup kedua matanya dan belum berani membuka matanya. Keringat dingin mengucuri tubuh Wakirin, bulu kuduknya bergidik semua.
Wakirin ingat pesan kawannya, benda tersebut adalah pocong! Dan Wakirin harus melihat kening pocong itu untuk mendapatkan nomor. Dengan perasaan takut, Wakirin membuka matanya pelan-pelan dan memandangi wajah pocong tersebut.
Pandangan pertama adalah bagian tengah yang terlihat hanya kain kafan. Lalu, pelan-pelan naik mengarah ke kepala. Baru sampai dagu, mulut, dan hidung... Wakirin mau jackpot. Wajah pocong itu sudah hancur, bibirnya sudah tidak ada hingga terlihat gigi diang dan hidungnya sudah digerogoti belatung dengan darah menetes. Melihat itu semua rasa takut Wakirin sudah sampai di ujung ubun-ubun dan langsung membuang pocong itu begitu saja. Wakirin segera ngibrit ketakutan tanpa peduli menabrak nisan kuburan.
Wakirin tidak sanggup melihat nomor di kening pocong tersebut. Sejak saat itu, Wakirin kapok melakukan ritual yang aneh-aneh lagi.
Demikian artikel tentang Kisah Misteri : Cerita Horor: Berburu Nomor Togel Dijidat Pocong Desa Balapulang ini dapat kami sampaikan, semoga artikel atau info tentang Kisah Misteri : Cerita Horor: Berburu Nomor Togel Dijidat Pocong Desa Balapulang ini, dapat bermanfaat. Jangan lupa dibagikan juga ya! Terima kasih banyak atas kunjungan nya.
